Gak kerasa udah hampir 11 bulan aku sekolah disini, yap, SMAN 8 Bandung. Masih kerasa pertama kali masuk ke sekolah ini, kita semua di kumpulin di suatu aula yang tidak terlalu besar. Kami diurutkan berdasarkan kelas yang sudah tertera di kertas kelulusan. Dan aula itu lah saksi bisu dari pertemuan kita.
Aku masih ingat sekali itu adalah hari Sabtu dan kita dimasukkan di suatu kelas (aku bahkan sudah lupa kelas mana yang aku masuki) untuk diberikan pengarahan. Awalnya terasa biasa saja, namun tak disangka kakak-kakak kelas memasuki kelasku dengan mendobrak pintu. Disanalah rasa takutku mulai menjadi. Jujur aku tidak suka dengan kata "MOS", aku merasa itu bukanlah hal yang perlu dilakukan kakak kelas terhadap adik kelasnya. Dan setelah 3 kubu kakak kelas memasuki kelasku dengan cara yang sama, hari itu pun berakhir juga.
Hari Senin, mungkin ini lah hari yang aku takutkan. tetapi untungnya aku bisa melewati hari ini dengan lumayan baik. Hari demi hari aku lalui bersama kelas baruku. Dan akhirnya kami bisa melalui masa-masa MOS dengan lumayan baik.
Mulailah aku melalui hari-hari seperti biasa. Yaaa, seperti pelajar biasanya, bangun jam 5 pagi dan pulang jam 6 sore. Awalnya aku tidak terlalu menyukai sekolah baruku. Dengan murid yang sifatnya jauh berbeda dengan teman-teman SMP-ku, dengan guru-guru yang sangat berbeda pula dengan guru SMP-ku, dengan lingkungan yang berbeda. Tetapi di sisi lain, dengan segala perbedaan itu aku menjadi bisa berteman dengan berbagai macam orang. dan aku pun mulai bisa menerima perbedaan-perbedaan itu.
Dan terkadang aku berfikir, "Apakah ini benar sekolahku?" karena aku sangat merasa tidak nyaman dengan sekolah baruku ini, ditambah lagi dengan posisi kelasku yang sangat tidak strategis karena berada di pojok, bisa dibilang kelas terpojok di SMAN 8 Bandung, mungkin itu salah satu hal yang membuatku malas untuk sekolah. Bukan hanya "terpojok" kelasku juga tidak terlalu besar, pengap, dan yang lebih parahnya lagi bersebelahan dengan gudang, bahkan aku sampai bisa melihat isi gudang tersebut. Sudah cukuplah penderitaanku di sekolah ini.
Kelasku memang berada paling ujung dan pojok, tetapi aku merasa nyaman disana. Awalnya, aku mengira kelasku adalah kelas buangan, namun murid-murid yang berada di kelas ini bisa dibilang yang terbaik, buktinya ada salah satu murid kelasku yang bisa meraih rangking 2 satu angkatan. Yes, "WE ARE THE LAST, BUT THE FIRST", aku pun tak tahu siapa pembuat slogan itu, namun aku sangat menyetujuinya.
11 bulan telah ku lalui bersama anak-anak kelas X-11 dengan segala asam, manis, pahit,dan segala rasa yang telah aku rasakan di kelas ini. Walaupun terkadang aku benci dengan kelas ini, namun hal itu lah yang membuatku tak bisa melepaskannya. Jujur, walaupun ada beberapa orang yang aku tidak suka, namun aku tetap tidak ingin meninggalkan kelas ini. Kelas terpojok, terbau, terpengap, dan mungkin terjelek ini telah mengikat hatiku dan teman-temanku.
Tidak terasa saat awal aku menagih uang di bikasoga dengan masih menanyakan nama teman-temanku dan bahkan terkadang lupa dengan nama mereka, sampai akhirnya aku benar-benar mengenal mereka, bahkan aku sampai hafal nomer absen mereka: Abdillah, Achmad, Adhita, Aldi, Amalia, Annisa A., Anissa R., Arman, Cindytia, Derizar, Devina, Dewi, Dhiyaa, Fauzan, Febby, Febrian, Ibnu, Indriyanni, Inka, Irfan, Jeshica, Korry, Lenna, Meygan, Moch. Ilham, M. Adrian, M. Khoirul, M. Zaky, Mutiara, Nur Dyanti, Popi, Putri, Rd. Maudy, Reza, Rian, Salsa, Sarah, Seilla, Shintya, Syifa, Yura, dan Yusuf. Yap, mereka lah yang telah membuat hari-hariku indah, menyebalkan, membisankan, menyenangkan, bahkan biasa saja di sekolah ini.
Aku merasa ini adalah kelas yang sempurna, karena kami mempunyai klub sepak bola yang hebat dibuktikan dengan kami adalah kelas sepuluh satu-satunya yang dapat memasuki perdelapan final di Liga 8, grup musik yang hebat, dengan gitaris, drummer, dan vocalist yang sangat handal, murid yang pintar. It's a Perfect Class.
Sangat sulit untuk meninggalkan kelas ini, tapi aku harus meninggalkan kelas ini sekitar 1 bulan lagi. Yaaa HARUS, 5 huruf itu sangat sulit aku terima. apa boleh buat. I hope I can be a classmate again with them, Amin!!!