Minggu, 15 Mei 2011

I Will Miss You, Guys!

Gak kerasa udah hampir 11 bulan aku sekolah disini, yap, SMAN 8 Bandung. Masih kerasa pertama kali masuk ke sekolah ini, kita semua di kumpulin di suatu aula yang tidak terlalu besar. Kami diurutkan berdasarkan kelas yang sudah tertera di kertas kelulusan. Dan aula itu lah saksi bisu dari pertemuan kita.

Aku masih ingat sekali itu adalah hari Sabtu dan kita dimasukkan di suatu kelas (aku bahkan sudah lupa kelas mana yang aku masuki) untuk diberikan pengarahan. Awalnya terasa biasa saja, namun tak disangka kakak-kakak kelas memasuki kelasku dengan mendobrak pintu. Disanalah rasa takutku mulai menjadi. Jujur aku tidak suka dengan kata "MOS", aku merasa itu bukanlah hal yang perlu dilakukan kakak kelas terhadap adik kelasnya. Dan setelah 3 kubu kakak kelas memasuki kelasku dengan cara yang sama, hari itu pun berakhir juga.

Hari Senin, mungkin ini lah hari yang aku takutkan. tetapi untungnya aku bisa melewati hari ini dengan lumayan baik. Hari demi hari aku lalui bersama kelas baruku. Dan akhirnya kami bisa melalui masa-masa MOS dengan lumayan baik.

Mulailah aku melalui hari-hari seperti biasa. Yaaa, seperti pelajar biasanya, bangun jam 5 pagi dan pulang jam 6 sore. Awalnya aku tidak terlalu menyukai sekolah baruku. Dengan murid yang sifatnya jauh berbeda dengan teman-teman SMP-ku, dengan guru-guru yang sangat berbeda pula dengan guru SMP-ku, dengan lingkungan yang berbeda. Tetapi di sisi lain, dengan segala perbedaan itu aku menjadi bisa berteman dengan berbagai macam orang. dan aku pun mulai bisa menerima perbedaan-perbedaan itu.

Dan terkadang aku berfikir, "Apakah ini benar sekolahku?" karena aku sangat merasa tidak nyaman dengan sekolah baruku ini, ditambah lagi dengan posisi kelasku yang sangat tidak strategis karena berada di pojok, bisa dibilang kelas terpojok di SMAN 8 Bandung, mungkin itu salah satu hal yang membuatku malas untuk sekolah. Bukan hanya "terpojok" kelasku juga tidak terlalu besar, pengap, dan yang lebih parahnya lagi bersebelahan dengan gudang, bahkan aku sampai bisa melihat isi gudang tersebut. Sudah cukuplah penderitaanku di sekolah ini. 

Kelasku memang berada paling ujung dan pojok, tetapi aku merasa nyaman disana. Awalnya, aku mengira kelasku adalah kelas buangan, namun murid-murid yang berada di kelas ini bisa dibilang yang terbaik, buktinya ada salah satu murid kelasku yang  bisa meraih rangking 2 satu angkatan. Yes, "WE ARE THE LAST, BUT THE FIRST", aku pun tak tahu siapa pembuat slogan itu, namun aku sangat menyetujuinya.

11 bulan telah ku lalui bersama anak-anak kelas X-11 dengan segala asam, manis, pahit,dan segala rasa yang telah aku rasakan di kelas ini. Walaupun terkadang aku benci dengan kelas ini, namun hal itu lah yang membuatku tak bisa melepaskannya. Jujur, walaupun ada beberapa orang yang aku tidak suka, namun aku tetap tidak ingin meninggalkan kelas ini. Kelas terpojok, terbau, terpengap, dan mungkin terjelek ini telah mengikat hatiku dan teman-temanku.

Tidak terasa saat awal aku menagih uang di bikasoga dengan masih menanyakan nama teman-temanku dan bahkan terkadang lupa dengan nama mereka, sampai akhirnya aku benar-benar mengenal mereka, bahkan aku sampai hafal nomer absen mereka: Abdillah, Achmad, Adhita, Aldi, Amalia, Annisa A., Anissa R., Arman, Cindytia, Derizar, Devina, Dewi, Dhiyaa, Fauzan, Febby, Febrian, Ibnu, Indriyanni, Inka, Irfan, Jeshica, Korry, Lenna, Meygan, Moch. Ilham, M. Adrian, M. Khoirul, M. Zaky, Mutiara, Nur Dyanti, Popi, Putri, Rd. Maudy, Reza, Rian, Salsa, Sarah, Seilla, Shintya, Syifa, Yura, dan Yusuf. Yap, mereka lah yang telah membuat hari-hariku indah, menyebalkan, membisankan, menyenangkan, bahkan biasa saja di sekolah ini.

Aku merasa ini adalah kelas yang sempurna, karena kami mempunyai klub sepak bola yang hebat dibuktikan dengan kami adalah kelas sepuluh satu-satunya yang dapat memasuki perdelapan final di Liga 8, grup musik yang hebat, dengan gitaris, drummer, dan vocalist yang sangat handal, murid yang pintar. It's a Perfect Class.

Sangat sulit untuk meninggalkan kelas ini, tapi aku harus meninggalkan kelas ini sekitar 1 bulan lagi. Yaaa HARUS, 5 huruf itu sangat sulit aku terima. apa boleh buat. I hope I can be a classmate again with them, Amin!!!

Jumat, 18 Februari 2011

High School Student's Life

Kenapa ya, aku ngerasa pas SMA itu anak-anaknya lebih frontal, dan aku pun jadi ikut-ikutan kayak gitu, contohnya kalo waktu SMP mau kentut aja susah banget dan kalo kentut juga malu. Tapi pas SMA, yaaaaa kalo mau kentu ya kentut aja, dan tinggal bilang,secara langsung ke temen sebangku atau temen yang ada di deket aku. Terus kalo misalnya mau BAB pun tinggal minta aja anterin, bahkan pernah aku bilang ke Korry kalo aku mau BAB, eh, dia langsung bikin "PENGUMUMAN" di depan kelas, tapi aku ngerasa biasa aja. Dan yang lebih parah lagi, temen-temen aku tuh pada GILA. Parah bangetlah dari mulai keluarganya sampe masalah cinta. Mungkin SMA itu emang bener-bener saat kita mencari jati diri, kita mau jadi orang kayak gimana, temenan sama siapa, dan lain-lain deeeehhh

Jumat, 11 Februari 2011

LOVE

Ternyata masih banyak ya hal tentang cinta yang belum aku ketahui. Ternyata cinta itu gak sekedar suka terus nembak. Masih banyak banget hal yang di pikirin waktau nembak orang. Dan gak semuanya cinta itu kesampaian. Malah ada orang yang belum nyatain cintanya tapi udah mundur duluan, karena takut bakal ditolak. Padahal menurut aku, coba aja dulu nembak, mungkin aja kan diterima, kalo di tolak juga tinggal cari aja yang baru. Soalnya gak semua cewek tuh bisa nunjukkin rasa sukanya sama seseorang, bahkan mungkin sama orang yang dia keceng.

Dan aku baru tau banyak tentang cinta setelah aku masuk SMA. Aku juga gak tau kenapa, tapi yang pasti setelah SMA aku tau banyak hal tentang cinta yang dulunya aku gak pernah mikir kalo ada fakta kayak gitu.